Ilmuwan
di Inggris telah berhasil mengonversi limbah biodiesel mentah menjadi
amina-amina yang bermanfaat tanpa memerlukan teknik-teknik pemisahan
yang sulit.
Gliserol
dihasilkan dalam jumlah yang signifikan sebagai sebuah produk-sampingan
dalam produksi biodiesel, sehingga menjadikannya sebagai bahan baku
terbaharukan yang murah untuk industri kimia. Sebagai contoh,
menggunakan proses mikroba untuk memfermentasi gliserol merupakan
sebuah jalur yang menarik untuk mendapatkan 1,3-propanediol, yang bisa
digunakan sebagai prekursor bagi polimer-polimer bernilai tinggi dan
zat kimia platform. Akan tetapi, produk-produk fermentasi dihasilkan
dalam larutan-larutan encer bersama dengan material sel dan
produk-produk metabolik lain, sehingga menjadikan proses pemurnian dan
pemisahan sulit.
Sekarang
ini, sebuah tim ilmuwan, yang dipimpin oleh Andrew Marr di Queen’s
University Belfast dan Gillian Stephens di University of Manchester,
telah menggabungkan proses mikroba dengan proses terkatalisis logam
transisi untuk menghasilkan amina-amina sekunder tanpa harus
mengisolasi dan memurnikan senyawa intermediet diol.
Marr dan Stephens memperlakukan gliserol dengan bakteri Clostridium butyricum,
kemudian melakukan sentrifugasi terhadap campuran bakteri,
1,3-propanediol, dan produk sampingan untuk menghilangkan sel-sel. Tim
ini kemudian menambahkan larutan katalis iridium, basa dan anilin dalam
toluena ke dalam larutan, menghasilkan campuran bifase. Setelah 24 jam
pada suhu 115oC, 20 persen 1,3-propanediol telah dikonversi menjadi
amina sekunder.
“Karena bahan
bakar fosil cukup langka, para kimiawan perlu mulai mengembangkan
metode-metode baru untuk mengonversi bahan-baku terbaharukan menjadi
produk-produk kimiawi dan material-material yang diinginkan
masyarakat,” kata Marr. “Kemajuan kunci yang kami miliki adalah
memadukan proses-proses biokatalitik dan kemokatalitik untuk
menghindari pemisahan produk-produk fermentasi.”
“Ini
merupakan sebuah contoh penting tentang penambahan nilai bagi
sumber-sumber daya terbaharukan,” kata Mark Harmer, seorang mahasiswa
doktoral di DuPont, Delaware, US. “Kemampuan untuk menggunakan semua
komponen dari bahan-baku terbaharukan akan menjadi hal kunci untuk
mengembangkan sebuah biorefinery untuk menggantikan refinery berbasis
minyak yang ada sekarang.”
Gliserol limbah diperlakukan dengan Clostridium butyricum lalu dengan katalis iridium, sebuah basa dan anilin untuk menghasilkan amina-amina sekunder.
Stephens
setuju: “Pendekatan baru ini akan memungkinkan diperolehnya banyak
produk kimia dari satu campuran fermentasi tunggal. Sejauh yang kami
ketahui, ini merupakan kali pertama dimana pendekatan one-pot telah
diaplikasikan dengan menggunakan produk-porduk dari sel-sel mikroba
utuh. Pendekatan ini harus menyeluruh, karena sifat-sifat kimianya bisa
dirubah dengan mengganti fase non-cair dengan sebuah reaktan alternatif
dan campuran katalis. Sifat mikrobiologi juga bisa berubah, sehingga
memungkinkan konversi berbagai bahan-baku menjadi beragam produk
fermentasi.”
nahh , sekarang mari kita coba untuk meniru negara lain :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar